Review Novel : Giselle

 

Judul                           : Giselle

Pengarang                   : Akiyoshi Rikako

Penerbit                       : Penerbit Haru

Tebal                           : 400 hlm

ISBN                           : 978-602-52972-9-8

 

 

Blurb:

Lima belas tahun yang lalu, prima balerina Himemiya Mayumi tak sengaja menusuk dirinya sendiri hingga mati dalam usahanya menyerang Kurebayashi Reina, saat balet “Giselle” ditampilkan. “Giselle” pun menjadi judul terlarang dalam Tokyo Grand Ballet.

Lima belas tahun kemudian, sebagai perayaan ulang tahun Tokyo Grand Ballet, “Giselle” diputuskan untuk ditampilkan kembali.

Akan tetapi, saat mereka mulai mempersiapkan pertunjukkan, arwah Mayumi mulai muncul. Berbagai kecelakaan dan kejadian nahas pun terjadi beruntun.

Sebenarnya mengapa arwah Mayumi kembali? Apa yang sebenarnya terjadi lima belas tahun silam?

 

Sinopsis:

Tokyo Grand Ballet akan mempertunjukkan repetoar yang terlarang selama lima belas tahun; Giselle.

Giselle menceritakan tentang jatuh cintanya gadis desa lugu pada bangsawan yang menyamar menjadi rakyat biasa. Giselle lalu mengetahui bahwa kekasih hatinya telah berbohong. Giselle pun menari karena kecewa sampai jantungnya melemah dan meninggal.

Sejak kurun waktu lima belas tahun, Kurebayashi-sousai yang merupakan pendiri Grand Tokyo Ballet tiba-tiba ingin mengadakan pertunjukkan yang dulu sempat merenggut nyawa salah satu pemainnya. Gosipnya, sang prima balerina, Himemiya Mayumi, gadis yang meninggal itu menusuk dirinya sendiri saat pertunjukkan dan tengah mengenakan kostum kematian Giselle.

Sejak saat itu, Reina Kurebayashi lah yang menjadi prima balerina. Dia menikah dengan Chouno Mikiya, seorang penari ballet pria berbakat luar biasa yang memilih mengabdikan dirinya pada Grand Tokyo Balett. Dalam pertunjukkan kali ini, dia akan berperan sebagai Loys, bangsawan yang menipu Giselle, sekaligus sebagai koreografer dan sutradara. Manisnya, dia akan berpasangan dengan istrinya sendiri yang berperan sebagai Giselle.

Sedangkan empat orang yang lain yakni Kanon, Yukiko, Ranmaru, dan Junko, masing-masing dipilih menjadi Myrtha (ratu arwah), the willis (arwah perawan) dan Hilarion. Namun di balik euforia atas ‘dibangkitkan’nya Giselle, terdapat rumor bahwa arwah Himemiya Mayuni muncul dan menghantui siapa yang terlibat dalam repetoar ini. Kanon pun merasakan perasaan ganjil mengenai kasus kematian sang prima balerina.

Dalam hatinya, muncul pertanyaan besar, mengapa setelah lima belas tahun, mereka membuka kembali pertunjukkan yang seolah terlarang itu? apa yang sebenarnya bermasalah, pertunjukkannya, pemainnya, ataukah Tokyo Grand Ballet itu sendiri?

 

Kesan:

Aku tak bisa mengeluh apapun saat membaca buku yang telah lama kutunggu ini. Setelah Absolute Justice yang super keren itu, Rikako menebus dahaga penggemarnya dengan Giselle. Judulnya membuatku langsung excited dan penasaran setengah mati, apalagi kavernya yang menambah kesan gelap dan misterius serta agak creepy yang khas. Latar dunia balletnya tidak tanggung-tanggung. Aku seperti menjadi bagian dari para balerina yang setiap hari berlatih keras demi menjadi yang terbaik, dan memenuhi ekpektasi para penonton pertunjukkan yang meninggi setiap kali mereka datang untuk menonton.

Tekanan, keseriusan, amarah, tangisan adalah hal lumrah dalam dunia tari yang indah itu. Meskipun banyak kisah persahabatan dan cinta yang juga terjalin di dalamnya, banyak pula yang menyimpan mimpi besar, egoisme, bahkan dendam antara satu sama lain. Persaingannya luar bisa ketat, lengah sedikit saja, posisimu akan langsung bisa tergeser turun.

Begitulah yang terjadi pada Yukiko. Bersahabat dengan Kanon tak membuatnya legowo saat peran Myrtha diberikan pada gadis itu. Meski merasa tak enak, untungnya, masih ada Junko dan Ranmaru yang tetap mendukung Kanon. Namun, keyakinan akan ketulusan kedua sahabatnya itu, mungkinkah keputusan yang tidak tepat?

Giselle, kisah indah sekaligus tragis dan menyedihkan, menjadi semakin menyeramkan ketika dia melampiaskan kekecewaan atas kebohongan kekasih hatinya dengan menari terus menerus sampai mati. Tarian menjadi pelampiasan atas segala emosi yang tak bisa ditunjukkan oleh setiap orang dengan cara biasa.

Seakan-akan Giselle mengutuk setiap pemerannya dengan nasib buruk, seperti Himemiya Mayumi, yang kini datang kembali, terasa nyata, dan seakan menuntut kebenaran dari apa yang menimpanya lima belas tahun yang lalu. Benarkah dia mati karena kecintaannya untuk menari? Atau ada alasan lain yang ikut terkubur dalam peti mati?

Dorongan hati Kanon untuk mencaritahu kebenarannya, menuntunnya pada banyak nasib buruk lain. Membawanya pada pemahaman lain akan sisi-sisi yang disembunyikan manusia di depan manusia lain. Mungkinkah karena itu, hanya arwah Himemiya Mayumi lah yang dapat mengungkapnya?

 

NOTE: Hai, jadi aku punya dua buah novel Giselle, dan salah satunya ingin kuberikan secara cuma-cuma untuk pembaca yang berminat. Ada yang mau? tinggalkan jawaban kalian di kolom komentar, ya.. kalau banyak yang berminat, akan kubuatkan giveaway sederhana. Aku pun akan melepas dua buah novel lain yaitu Another I dan Another II. Kondisi masih bagus, kok, tenang aja 😉

3 komentar di “Review Novel : Giselle

  1. Reviewnya bikin penasaran uhuhu. Ngoleksi karya Akiyoshi Rikako sensei, tapi belum ada yang Giselle.

    Ahaha. Agak “hiks” pas tahu ini postingan Juli 2019. Tapi bel um ada yang komen di sini, ya? Apa giveaway-nya ga jadi? *atau udah dilakukan di platform medsos lain? Ahaha.

    Still. Thanks for the long reviews. Geregetan, makin penasaraaaan

  2. sayang banget aku baru baca reviewnya di tahun 2022. mau banget novel giselle 😭 ternyata sebagus ini kayaknya. jadi pengen beli

Tinggalkan komentar